Sabtu, 12 Desember 2015

Pengenalan Optik


 A. Pengertian Optik
      Kata optik berasal dari bahasa Latin, yang artinya tampilan. Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku atau sifat-sifat cahaya dan interaksi cahaya dngan materi. Intinya optika membahas tentang gejala - gejala optik.

B. Klasifikasi Optik 
     Bidang optika terbagi menjadi dua, yaitu optik geometri dan optik fisis. Optik geometris atau optik sinar, menjabarkan perambatan cahaya sebagai vektor yang disebut sinar melalui gambar-gambar geometri dari berkas sinar tersebut. Sedangkan optik fisis menjelaskan gejala-gejala yang terjadi pada optik geometri dengan penjabaran matematis, sehingga komponen optik dan sistem kerja cahaya seperti ukuran, posisi, dan pembesaran objek menjadi lebih besar.

C. Sejarah Optik
    Menurut Richtmayer perkembangan keilmuwan dibagi kedalam empat periode. begitupun dengan sejarah perkembangan Optika. berikut sedikit penjelasan mengenai sejarah perkembangan optika menurut Richtmayer: 

a. Perkembangan Optik Periode I  (Zaman Prasejarah (SM) s.d. 1500 M)   
      Pada zaman prasejarah ternyata optik telah dikenal, buktinya adalah ditemukannya sebuah kanta optik yang berumur sekitar 2.200 tahun yang lalu di Baghdad, Irak. Kanta purbayang berukuran kira-kira satu ibu jari tersebut ditemukan dengan sedikit retak di bagian kacanya.Penemuan ini menunjukkan bahwa sejak zaman purbakala orang-orang telah mengetahui cara membuat kanta dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
     Optik dipelajari secara ilmiahdi periode I ini dimulai pada tahun 300 SM. Pada zaman prasejarah dikenal dengan zaman yanghanya mengemukakan teori-teori para ahli saja tanpa dilakukan pembuktian dengan eksperimensehingga ada beberapa teori tentang optik yang bermunculan, misalnya Teori Tactile dan Teori Emisi.Para ilmuwan yang hidup di zaman prasejarah mengemukakan pendapat bahwa kita dapatmelihat suatu benda karena terdapat cahaya dari mata kita yang dipancarkan ke benda tersebut.seperti halnya senter yang disorotkan ke sebuah benda sehingga kita dapat melihat bendatersebut. Teori ini dipelopori oleh Aristoteles dan Ptolomeus. Di masa sebelum masehi ini,Euclid (275 SM-330 SM) menemukan bahwa cahaya bergerak dalam garis lurus.dan diamempelajari juga tentang pemantulan cahaya.
     Pada abad ke-10 M, muncul teori yang menentang Teori Tactile yaitu Teori Emisi. Teori Emisi ini dikatakan merubah drastis cara pandang terhadap konsep cahaya. Pada Teori Emisi dikatakan bahwa kita dapat melihat benda bukan karena mata kita yang memancar kan cahaya ke benda tersebut (Teori Tactile), tetapi karena terdapat cahaya yang dipantulkan oleh beda yangkita lihat menuju mata kita. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Ibnu Al-Haitsam (965M1040 M) seorang Ilmuwan muslim yang sangat populer dan dikenal juga sebagai “Bapak optik dunia‟. Akhirnya, teori emisi ini benar - benar menggugurkan Teori Tactile dan dipercaya kebenarannya sampai sekarang.
     Kemudian pada abad ke-13, pembiasan cahaya mulai disadari. Hal ini terbukti dengan adanya tulisan di buku yang berjudul “Perspectiva” karya Bacon yaitu bila tulisan sebuah buku,atau suatu benda kecil dilihat melalui bagian lengkung sebuah kaca atau kristal akan nampak lebih jelas dan lebih besar. Pada akhir abad ke 15 atau sekitar awal abad ke 16 seorang ilmuwan Italia yaitu Leonardo Da Vinci mengemukakan tentang optik fisiologis mata manusia yang mengakibatkan penemuan di bidang medis di masa depan mulai terbuka jalannya. 
 
b. Perkembangan Optik Periode II (1550 M–  1    800 M) 
     Berbeda dengan Periode I, di Periode II ini sudah banyak di lakukan eksperimen untuk mendukung kebenaran dari teori - teori yang telah dikemukakan. Penemuan-penemuan di Periode II ini dimulai ketika orang-orang mulai gemar mengamati pelangi, hingga akhirnya diketahui bahwa pelangi disebabkan oleh pembiasan cahaya oleh air. Selain itu, di abad ke-16 ini juga sudah mulai dibuat mikroskop yang menggunakan lensa gabungan yaitu lensa objektif dan lensaokuler oleh Antony van Leuwenhoek (1632-1723) dari Belanda. Satu abad berselang dengan tempat yang sama yaitu di Belanda, tepatnya pada abad ke-17 atau sekitar tahun 1608 M untuk pertama kalinya seseorang mengklaim bahwa dia adalah orang yang pertama menemukan teleskop. Orang tersebut adalah Hans Lippershey. Teleskop yang ditemukan Hans Lippershey ini hanya bisa memperbesar tiga kali lipat ukuran semula. Awalnya Lippershey ini memegang sebuah lensa di depan lensa lain dan meletakkannya disebuah tabung kayu dan teleskop Hans Lippershey pun tercipta.               
     Namun, satu tahun kemudian Galileo Galilei yaitu tahun 1609 M, Galileo mendengar bahwa seseorang telah menemukan teleskop di Belanda. Namun, berita itu masih samar-samar ditelinganya. Akhirnya, berkat kecerdasannya, ia mampu mempelajarai perangkat teleskopLippershey dan berhasil membuat teleskopnya sendiri yang lebih canggih pada masa itu karena Dapat melakukan perbesaran hinggan 20 kali lipat. Teropong yang ditemukan Galileo ini sekarang disebut teleskop panggung. Baik Lippershey maupun Gelileo sama-sama mengkombinasikan lensa cekung dan cembung. Kemudian pada tahun 1611, Kepler mnyempurnakan desain teleskop Galileo yaitu dengan menggunakan dua buah lensa cembung sehingga gambar yang dihasilkan terbalik. Desain Kepler ini masih menjadi  desain utama refraktor masa kini hanya saja mungkin ada perbaikan dalam lensa dan kaca. Selama abad ke-15 sampai abad ke-16 para ilmuwan berlomba-lomba untuk menghitung kecepatan cahaya dengan berbagai cara. Ada yang menggunakan cara yang hamper sama ketika menghitung kecepatan suara, yaitu menyuruh seseorang berdiri diatas bukit yang sangat jauh kemudian menyalakan sebuah lnetera. Selang waktu ketika cahaya lentera dinyalakan dengan cahaya yang dilihat oleh pengamat di bawah bukit itulah yang menjadi dasar perhitungan kecepatan cahaya. Ilmuwan yang meggunakan metode ini adalah Galileo Galilei. 
     Namun Galileo tidak menemukan selang waktu tersebut, sehingga Galileo menyatakan bahwa kecepatan cahaya sangat cepat bahkan nyaris tak berhingga.Pada tahun 1670-an, Ole Romer (1644-1710), mengamati bulan-bulan planet Jupiter. Dia mengamati beberapa lama waktu yang dibutuhkan bulan-bulan itu untuk bergerak ke belakang Jupiter. Namun, dia heran karena mendapati waktu bulan muncul dan menghilang berbeda-beda, terkadang lebih cepat dan terkadang lebihlambat dari waktu yang telah dihitung. Romer pun mengambil kesimpulan bahwa kecepatan cahaya mempunyai batas. Itu mengacu dari posisi bumi saat dia melakukan pengamatan. Dan jeda waktu tadi ditemukan sebesar 16,7 nmenit. Romer menganggap bahwa jarak Bumi-Jupiter sebesar 2 AU. Dapat disimpulkan bahwaWalaupun saat itu tetapan AU (satuan astronomi) masih belum ditetapkan , tetapi dari hasil pengamatan Romer tersebut membuktikan bahwa kecepatan cahaya sangat besar. Pantas saja Galileo gagal mengukurnya karena mungkin jarak pengamatan yang dilakukan Galileo kurang jauh.Pada tahun 1675, Sir Isaac Newton dalam Hypothesis of Light menyatakan bahwa cahaya terdiri dari partikel halus yang memancarkan ke segala arah dari sumbernya. Jika partikel dianggap tidak bermasa, maka suatu benda bersinar tidak akan kehilangan massanya hanya karena memancarkan cahaya, dan itu sendiri tidak dipengaruhi oleh gravitasi. Teori Newton ini dikenal dengan nama Teori Emisi.  
     Pada tahun 1678 Christian Huygens mengatakan teori bahwa cahaya dipancarkan ke segala arah sebagai gelombang seperti bumi. Sehingga jika demikian cahaya akan memiliki frekuensi dan panjang gelombang. Pada zaman Newton dan Huygens hidup, orang-orang beranggapan bahwa cahaya selalu memerlukan energy perambatnya. Namun,  ruang antara bintang maupun planet di antariksa merupakan ruang hampa udara. Inilah yang membuat kebingungan, jika cahaya seperti yang dikatakan oleh Huygens maka medium apakah yang menghantarkan cahaya di ruang akngkasa? Sehingga Huygens menjawab kritik ini dengan berhipotesis bahwa ada zat yang bernama eter sebagai perantara di ruang hampa. Zat ini sangat ringan, tembus pandang, dan memenuhi seluruh alam semesta. Eterlah yang mengantarkan cahaya dari bintang-bintang sampai bumi. 
     Newton menjelaskan cahaya bagaikan peuru yang melaju mengikuti lintasan lurus. Anehnya dilain tempat Newton malah mengusulkan teori getaran eter untuk menjelaskan sifat cahaya. Ini memperlihatkan ketidakkonsistenan Newton. Tapi Newton percaya bahwa eter terdiri dari partikel yang sangat halus yang mmebuatnya bersifat sangat renggang dan lenting. Alam tenpa eter tidak mungkin menghantarkan gelombang. Newton bersikukuh menolak ide Huygens bahwa cahaya bersifat gelombang. Menurut newton gelombang akan melebar dan mengisi seluruh ruang seperti gelombang air mengisi ceruk kolam, padahal dalam praktik cahaya mengikuti garis lurus dan tidak dan tidak mengisi ruang bayangan. Pada kesempatan lain Newton menyatakan lebih suka langit tetap kosong daripada diisi eter. Bagaimana pun juga sekiranya ruang angkasa diisi eter maka perjalanan benda langit terhambat. Implikasi ini tidak teramati, ia tetap lebih suka alam tanpa eter, persis seperti ajarana atonomi yunani. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Newton masih bimbang perihal cahaya, ia tidak dapat memilih antara model peluru dan getaran eter meski condong pada yang pertama. Dalam edisi kedua ‘Principia’ (1713) Newton kembali menutup segala spekulasi dan menulis “saya tidak mengkali hipotesi”. Sampai pertengahan abad ke-18, tidak ada prcobaan-percobaan yang mendukung kebenaran bahwa cahaya diumpamakan sebagai peluru diatas.  
 
c. Perkembangan optik periode III (periode singkat 1800 M s/d 1890)
     Periode III ini merupakan periode tersingkat dalam sejarah perkembangan opti. Periode III dimulai ketika sekitar tahun 1801, Thomas Young dan Agustin Fresnell membuktikan bahwa cahaya dapat melentur (difraksi) dan dapat mengalami interferensi ketika dilewatkan pada dua celah sempit. Ternyata peristiwa ini tidak dapat diterangkan oleh teori-teori Newton pun tidak dapat menjelaskan bahwa kecepatan cahaya di dalam air lebih kecil dibandingkan kecepatan di udara. Sehingga anggapan bahwa cahaya merupakan gelombang semakin kuat. 
      Selanjutnya Maxwell (1831 – 1874) menegemukakan pendapatan bahwa cahaya dibangkitkan oleh gejala kelistrikan dan kemagnetan sehingga tergolong gelombang elektromagnetik. Sesuatu yang berbeda dengan gelombang bunyi yang tergolong gelombang mekanik. Gelombang elektromagnetik dapat merambat dengan atau tanpa medium dan kecepatan rambatnya pun amat tinggi bila dibandingkan dengan gelombang bunyi. Gelombang elektromagnetik merambat dengan kecepatan 300,000 km/s, kecepatan ini hamper sama dengan kecepatan gelombang cahaya. Sehingga dapat dikatakan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Dua prediksi Maxwell diuji secara terpisah oleh Heinrich Rudolf Hertz (1857 -1894) dan Hendrik Antoon Lorentz (1853 – 1928), Maxwell meramalkan bahwa gangguan di dalam medan magnetik dan litrik harus merambat secepat cahaya. Tapi gelombang elektromagnetik seperti itu belum pernah teramati. 
      Pada tahun 1887, Heartz menguji prediksi itu sampai dengan memercikkan bunga api listrik diantara dua kutub. Ia mengamati bahwa diantara dua kutub di tempat lain di dalam laboratoriumnya terjadi juga percikan bunga apoi yang sama. Tak pelak lagi, pengaruh bunga api yang pertama harus dibawa sebagai gelombang melalui udara sehingga menimbulkan bunga api yang kedua. Ia membuktikan secara eksprimental bahwa gelombang cahaya, karena menunjukkan gejala pemantulan, pembiasan, difraksi, dan polarisasi.  
 
d. Perkembangan optik periode IV (1887M-1925M) 
        Optika moderen di tandai dengan perkembangan ilmu dan rekayasa optik yang menjadi sangat populer pada abad 20. Bidang optik ini meliputi elektromagnetik atau sifat kuantum cahaya. Pada era modern di tandai dengan permukaan besar yaitu mengenai efek fotolistrik dan serat optik.  
 
D. Sifat-sifat Cahaya
    Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elektromsgnetik yang bisa dilihat dengan mata. Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458 meter per detik. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380-750nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Sifat-sifat cahaya : 
  • Dapat mengalami pemantulan(refleksi)
  • Dapat mengalami pembiasan (refraksi)
  • Dapat mengalami pelenteran (difraksi)
  • Dapat dijumlah (interferensi)
  • Dapat diuraikan (disperse)
  • Dapat diserap arah getarnya(polarisasi)
  • Bersifat sebagai gelombang dan partikel
  • Cahaya merambut lurus 
E. Pemantulan Cahaya  
    Pemantulan artinya proses memantulkan. Memantul artinya bergerak balik karena membentur sesuatu. Jadi pemantulan dapat diartikan sebagai peristiwa di mana arah gerak suatu benda berubah karena cahaya mengenai suatu penghalang. Jika anda melempar sebuah bola mengenai dinding tembok maka bola berbalik arah karena bola mengenai penghalang berupa dinding tembok. Ketika cahaya dipancarkan oleh matahari atau sumber cahaya lain seperti lampu listrik, cahaya bergerak dari sumber cahaya tersebut ke segala arah. Pada saat cahaya mengenai suatu penghalang seperti buku, tembok atau cermin maka cahaya dipantulkan oleh benda-benda penghalang tersebut. Arah gerak pantulan cahaya setelah membentur benda penghalang berbeda dari arah gerak cahaya sebelum mengenai benda penghalang. Dapat dikatakan bahwa pemantulan cahaya adalah peristiwa di mana cahaya mengenai suatu penghalang sehingga arah gerak cahaya berubah; arah gerakan cahaya setelah membentur benda penghalang berbeda dengan arah gerak cahaya sebelum membentur benda penghalang.

F. Jenis-jenis Pemantulan Cahaya   
  
             Gambar 2.1 Pemantulan teratur       Gambar 2.2 Pemantulan baur
 
Secara garis besar pemantulan cahaya terbagi menjadi dua yaitu pemantulan teratur  dan pemantulan baur (pemantulan difus). Pemantulan teratur terjadi jika berkas sinar sejajar jatuh pada permukaan halus sehingga berkas sinar tersebut akan dipantulkan sejajar dan searah, sedangkan pemantulan baur terjadi jika sinar sejajar jatuh pada permukaan yang kasar sehingga sinar tersebut akan dipantulkan ke segala arah. 
Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan benda. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa.  
Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Pemantulan seperti ini disebut pemantulan baur. Akibat pemantulan baur ini manusia dapat melihat benda dari berbagai arah. Misalnya pada kain atau kertas yang disinari lampu sorot di dalam ruang gelap, dapat terlihat apa yang ada pada kain atau kertas tersebut dari berbagai arah. Pemantulan baur yang dilakukan oleh partikel-partikel debu di udara yang berperan dalam mengurangi kesilauan sinar matahari.
 
G. Hukum Pemantulan Cahaya


     Hukum pemantulan cahaya yang menyatakan bahwa: "Sinar datang, sinar pantul, dan garis      normal terletak pada satu bidang datar." 

H. Jenis-jenis Cermin dan sifat sifatnya 
     1. Cermin Datar
     Cermin datar adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul berbentuk bidang datar. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar sama persis dengan ukuran bendanya.  

 
          Sifat-sifat bayangan pada cermin datar
Lima sifat penting banyangan pada cermin datar yaitu:
1.      Bayangan sama besar dengan bendanya
2.      Bayangan tegak
3.      Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
4.      Bayangan bertukar sisinya
5.      Bayangan bersifat maya atau semu
 
       2. Cermin Lengkung
          Cermin sferik adalah cermin lengkung seperti permukaan lengkung sebuah bola dengan jari-jari kelengkungan R. Cemin ini dibedakan atas cermin cekung (konkaf) dan cermin cembung (konveks). Setiap cermin sferik baik itu cermin cekung ataupun cermin cembung memiliki fokus f yang besarnya setengah jari-jari kelengkungan cermin tersebut.  
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar