INTERFERENSI CAHAYA
A. Pengertian Interferensi Cahaya
Interferensi
merupakan perpaduan
dua gelombang atau lebih yang memiliki beda fase konstan dan amplitudo yang
hampir sama yang dapat menghasilkan suatu pola gelombang baru. Interferensi
cahaya adalah penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya atau lebih yang
menghasilkan suatu radiasi yang menyimpang dari jumlah masing-masing komponen
radiasi gelombangnya.Interferensi
dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun (interferensi
konstruktif) jika beda fase kedua gelombang sama
sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang
tersebut. Bersifat merusak (interferensi destruktif) jika beda fasenya adalah
180°, sehingga kedua gelombang saling
menghilangkan.
Gambar: Interferensi bersifat merusak
Gambar: Interferensi bersifat membangun
B. Syarat
Terjadi Interferensi Cahaya
Cahaya merupakan gelombang,
yaitu lebih spesifiknya gelombang elektromagnetik.Interferensi cahaya dapat
terjadi apabila terdapat dua atau lebih berkas sinar yang bergabung pada satu
titik. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar, maka penampakan
interferensinya akan sulit untuk diamati.
Interferensi akan terjadi
apabila 4
syarat di bawah ini terpenuhi, yaitu:
1. Kedua gelombang cahaya
haruslah koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya haruslah memiliki
beda fasa yang selalu tetap.
2. Kedua sinar/ cahaya yang
dipancarkan haruslah yang memiliki frekuensi yang sama.
3. Kedua gelombang cahaya
haruslah memiliki amplitudo yang hampir sama.
4. Interferensi terjadi pada
cahaya yang terpolarisasi linier atau polarisasi lain, termasuk cahaya
natural/alami.
C.
Konsep Koherensi
1. Pengertian Koherensi
“Koherensi adalah salah satu sifat
gelombang yang menunjukkan interferensi yang sama antara fase dan penjalarannya.” Koherensi adalah mengacu pada penyambungan antara fase gelombang cahaya pada satu
titik dan waktu, dan fase dari gelombang cahaya pada titik dan waktu lain. Koherensi efek terutama dibagi menjadi dua kategori dimanaantara koherensi
tersebut tidak bergantung satu sama lain”: temporal dan spasial.
Seandainya ada dua sumber identik dari cahaya
monokromatik menghasilkan gelombang-gelombang yang amplitudonya sama, panjang
gelombangnya sama, ditambah lagi keduanya memilki fasa yang sama secara
permanen dan kedua sumber tersebut bergetar bersama. Dua sumber monokromatik
yang mempunyai frekuensinya sama dengan sebarang hubungan beda fasa, konstan
yang tertentu (tidak harus sefasa) terhadap waktu itulah yang dikatakan
koheren.
Jika syarat ini dipenuhi, maka akan diperoleh
pola garis interferensi yang baik dan stabil. Jika dua buah sumber gelombang
cahaya beda fasa yang akan tiba di titik P berubah-ubah terhadap waktu secara
acak (pada suatu saat mungkin dipenuhi syarat saling menghapuskan, tetapi pada
saat berikutnya dapat terjadi penguatan). Sifat beda fase yang berubah-ubah
secara acak ini terjadi pada setiap titik-titik pada layar, sehingga hasil yang
nampak adalah terang yang merata pada layar. Dalam keadaan ini kedua sumber
tersebut dikatan inkoheren (tidak koheren).
2. Panjang Koherensi
dan Waktu Koherensi
”Koherensi waktu adalah Sifat dari
dua gelombang yang berasal dari sumber yang sama.”Gelombang berjalan,
mendekati sinusoidal yang cukup untuk beberapa jumlah osilasi antara perubahan
frekuensi dan fase. Panjang gelombang berjalan yang dapat diasumsikan memiliki
karakter sinusoidal yang cukup dan fase yang dikenal
sebagai panjang koherensi. Kita dapat mendefinisikan panjang koherensi sebagai
panjang gelombang berjalan, cΔt, di
mana fase mudah ditentukan. Interval waktu selama fase gelombang berjalan dapat
disebut dengan waktu koherensi. Ini adalah waktuΔt, selama fase gelombang berjalan tidak menjadi acak tetapi
mengalami perubahan dalam cara sistematis.
3. Jenis – jenis Koherensi
a. Koherensi
temporal
Koherensi temporal yang terkait langsung dengan
bandwidth terbatas sumber.Sebuah paket bandwidth bukanlah gelombang
harmonik.Oleh karena itu, tidak dapat direpresentasikan secara matematis dengan
fungsi sinus sederhana. Representasi matematis dari sebuah paket gelombang
dilakukan dengan integral fourier. Jika cahaya dipancarkan dari sumber maka
dianalisis dengan bantuan spektograf, yang terdiri dari garis-gars spektrum
diskrit.Panjang
koherensi dapat didefinisikan sebagai produk osilasi gelombang N terkandung
dalam kereta gelombang dan panjang gelombang, λ .Demikian menunjukkan bahwa yhe lebih besar jumlah osilasi gelombang
dalam paket gelombang, semakin kecil bandwidth. Dalam kasus membatasi, ketika N
jauh besar, yaitu ketika paket infinetly panjang gelombang, gelombang akan
monokromatik memiliki panjang gelombang didefinisikan secara tegas.
Koherensi temporal juga dikenal sebagai
koherensi longitudinal.Temporal (atau longitudinal) koherensi menyiratkan
gelombang terpolarisasi pada satu frekuensi yang fase ini berkorelasi dengan
jarak yang relatif besar (panjang koherensi) di sepanjang balok sebuah
sinar yang dihasilkan oleh sumber cahaya termal atau lainnya tidak koheren
memiliki.Amplitudo sesaat dan fase yang bervariasi secara acak terhadap waktu
dan posisi, dan dengan demikian panjang koherensi sangat singkat.Kita
menyimpulkan koherensi temporal adalah indikasi monokromatisitas sumber merupakan sumber benar-benar koheren.Tingkat
monokromatisitas
dari sumber diberikan oleh ketika rasio, gelombang cahaya monokromatik
idealnya kemurnian
garis spektrum.
b. Koherensi Spasial
Koherensi
spasial berkaitan dengan ukuran terbatas sumbernya. Koherensi spasial sama
dengan hubungan fase diantara gelombang berjalan sisi demi sisi, pada waktu
yang sama koherensi spasial mengacu pada kontinuitas dan keseragaman dari
gelombang dalam arah tegak lurus. Kemudian gelombang tersebut dikatakan
menunjukkan koherensi spasial. Semakin tinggi kontras, semakin baik koherensi
spasial. Kurangnya koherensi cahaya yang berasal dari sumber-sumber
biasa seperti menjalarnya kawat pijar, disebabkan oleh tidak dapatnya atom-atom
memancarkan cahaya secara kooperatif.Dan pada tahun 1960 telah berhasil dibuat
sumber cahaya tampak yang atom-atomnya dapat berlaku kooperatif, keluaran
cahayanya sangatlah monokromatik, kuat dan sangat terkumpul.Alat ini di sebut
dengan laser (light amplification through stimulated emission of radiation).
Keadaan untuk Koherensi Spasial, lebih luas sumber cahaya, laser adalah derajat
koherensi. Dalam percobaan celah ganda muda itu, jika celah S1 dan S2 secara
langsung diterangi oleh sumber, pinggiran interferensi tidak diamati. Tidak
adanya pinggiran yang mengeluarkan cahaya dari celah tersebut tidak memiliki
koherensi spasial. Jika celah sempit diperkenalkan sebelum celah ganda, sinar
yang melewati celah sempit menerangi S1 dan S2. Gelombang muncul dari mereka,
karena telah diturunkan melalui divisi gelombang depan, yang koheren dan tetap pola
interferensi akan diamati di layar. Jika lebar celah S secara bertahap
meningkatkan kontras. Ketika S celah lebih lebar, S1 dan S2 menerima gelombang
dari berbagai belahan S yang tidak mempertahankan koherensi. Apabila sempit,
menjamin bahwa gelombang pada celah S1 andS2 berasal dari sumber kecil dan
karenanya mereka memiliki koherensi spasial.
4.
Aplikasi Koherensi
a. Holografi
Pada
tahun 1940-an, Dr. Dennis Gabor, seorang fisikawan Hongaria, menemukan teknik
holografi. Berkat penemuannya tersebut, ia dianugerahi penghargaan Nobel pada
tahun 1971. Hasil temuaannya menjadikan ia sebagai perintis, bapak, dan sekaligus pencipta
holografi. Sayangnya, perkembangan bidang ini berjalan lambat hingga tahun
1960-an. Akhirnya, perkembangan holografi mulai bergerak lagi dengan adanya
perkembangan dari teknologi laser.
1. Hologram
Hologram adalah produk dari teknologi
holografi.Hologram terbentuk dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dan
dalam bentuk mikroskopik.Hologram bertindak sebagai gudang informasi optik.
Informasi-informasi optik itu kemudian akan membentuk suatu gambar,
pemandangan, atau adegan. Hologram merupakan jelmaan dari gudang informasi
(information storage) yang mutakhir. Kelebihan hologram ialah ia mampu menyimpan
informasi, yang di dalamnya memuat objek-objek 3 dimensi (3D). Tidak hanya
objek-objek yang biasa terdapat di foto atau gambar pada umumnya.Hal itu
disebabkan prinsip kerja hologram tidak sesederhana lensa fotografi.Hologram
menggunakan prinsip-prinsip difraksi dan interferensi, yang merupakan bagian
dari fenomena gelombang.
Hologram, memiliki karakteristik yang unik. Beberapa diantaranya yaitu:
Cahaya, yang sampai ke mata pengamat, yang berasal dari gambar yang
direkonstruksi dari sebuah hologram adalah sama dengan yang apabila berasal
dari objek aslinya. Seseorang, dalam melihat gambar hologram, dapat melihat
kedalaman, paralaks, dan berbagai perspektif berbeda seperti yang ada pada
skema pemandangan yang sebenarnya.Hologram dari suatu objek yang tersebar dapat
direkonstruksi dari bagian kecil hologram.jika sebuah hologram pecah
berkeping-keping, masing-masing bagian dapat digunakan untuk mereproduksi lagi
keseluruhan gambar. Walau bagaimanapun, penyusutan dari ukuran hologram, dapat
menyebabkan penurunan perspektif dari gambar, resolusi, dan tingkat kecerahan
dari gambar. Dari sebuah hologram dapat direkonstruksi dua jenis gambar,
biasanya gambar nyata (pseudoscopic) dan gambar maya (orthoscopic) Sebuah
hologram tabung dapat memberikan pandangan 360 derajat dari objek Lebih dari
satu gambar independen yang dapat disimpan dalam satu pelat fotografi yang sama
yang dapat dilihat dari satu per satu dalam satu kesempatan.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kapabilitas
hologram melebihi kapabilitas media penyimpanan lainnya. Salah satunya
ialah,hologram dapat merekam intensitas cahaya. Dengan kata lain, hologram
memiliki informasi tambahan baru dibandingkan media lain. Secara otomatis
dengan adanya rekaman intensitas cahaya, hologram pun mampu untuk
memperlihatkan kedalaman (depth). Ketika seseorang melihat ke arah sebuah
pohon, ia menggunakan matanya untuk menangkap cahaya dari objek itu. Setelah
itu, informasi diolah untuk memperoleh makna mengenai objek tadi. Prinsip ini
hampir sama dengan hologram. Hologram menjadi cara yang nyaman untuk
menciptakan kembali gelombang cahaya yang sama, yang berasal dari objek yang
sebenarnya. Kemampuan ini sangat menakjubkan. Objek terasa nyata dan hidup dan
ia akan terlihat seolah-olah akan ”melompat” dari gambar (scene). Jika pada
sebuah foto standar, pemandangan diambil dari satu perspektif saja, maka
hologram mematahkan batasan itu.Hologram mampu untuk melihat suatu objek dari
berbagai perspektif.
Aplikasi teknik holografi telah tersebar ke berbagai
aspek kehidupan.Holografimemudahkan manusia dalam mengabadikan karya-karya seni
dan benda-benda peninggalan
sejarah, pembuatan iklan dan film, dan lain sebagainya. Selain itu, aplikasi
holografi lain ialah holographic interferometry, holographic optical element
(HOE), dan holographic memory.
2. Holographic interferometry
Holographic interferometry adalah aplikasi dari teknologi holografi yang
memungkinkan kita untuk membuat replika atau tiruan visual suatu benda, beserta
efeknya. Dengan teknik ini, objek akan mengalami dua kali pencahayaan. Sehingga
visualisasi suatu benda dapat bervariasi. Pada proses pencahayaan yang pertama,
objek harus dalam keadaan diam, tidak boleh bergerak. Pada proses pencahayaan
yang kedua, objek tadi menjadi subjek untuk memberikan bentuk-betuk fisik
sesuai dengan wujud asli objek tersebut. Kemudian sepanjang proses tadi,
hologram akan melukiskan sejumlah garis, baik garis tepi maupun garis diagonal
yang melewati objek. Garis-garis itu kemudian akan menjelma menjadi garis-garis
kontur serupa pada sebuah peta. Peta visual inisangat bergantung pada garis
tepi, sebab garis tepi lah yang memberi bentuk-bentuk fisik. Bila terjadi
kesalahan pada proses yang pertama, maka hal itu akan mempengaruhi pembuatan
peta visualnya.Holographic interferometry terdiri atas tiga tipe, yaitu :
- Frozen
fringe
- Life
Fringe
- Time
averaged
Holographic interferometry sudah banyak digunakan di industri manufaktur.
Kegunaannya ialah untuk menginpeksi kerusakan atau kegagalan pada
produk.Subjeknya ialah logam dan bahan nonlogam. Material ini digunakan untuk
menguji kemungkinan-kemungkinan kerusakan.
3. Holographic optical element (HOE)
Holographic optical element ialah
salah satu jenisdari elemen optis difraktif. HOE dapat menggantisuatu sistem
optik dengan komponen optik ganda, seperti lensa, kaca, [beam splitters], dan
prisma.HOE sangat bermanfaat bila terjadi ketidaksesuaian dan ketidakseimbangan
komponen optik suatubenda. Kini hadir teknologi DOE (Diffractive
OpticalElement) sebagai kelanjutan dari HOE. Pada DOE,gelombang cahaya yang
datang tidak lagidibengkokan, melainkan dipecah menjadi puluhan, ratusan, atau
bahkan ribuan gelombang.Gelombang-gelombang tadi nantinya akan meyatu kembali
dan membentuk sebuah gelombanglengkap yang baru. Aplikasi HOE dan DOE antara
lain sebagaiberikut : Sistem komunikasi dengan media optikCD (compact disk)
cakram kompak. Aplikasi-aplikasi arsitektural (senibangunan), Finger print
sensor (sensor sidik jari), dan Proses pengolahan informasi.
4. Holographic memory
Perkembangan teknologi holografi
turut merambah ke sistem penyimpanan data. Hal ini dimaksudkan untuk
menciptakan media penyimpanan data dengan kapasitas yang lebih besar.
Media-media penyimpanan yang mengadopsi prinsip-prinsip holografis disebut
dengan holographic memory. Pada dasarnya, teknologi holographic memory memanfaatkan
cahaya untuk menyimpan dan membaca kembali data atau informasi. Sinar Laser
(singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) yang
bersifat monokromatik dan koheren dilewatkan pada sebuah alat yang disebut
‘beam splitter’. Splitter ini ‘memecah’ sinar LASER menjadi dua, yang pertama
disebut sinar sinyal atau sinar tujuan, yang kedua disebut sinar acuan. Disebut
sinar tujuan karena sinar ini membawa kode informasi atau obyek yang akan
disimpan. Disebut sinar acuan karena merupakan sinar yang dirancang sedemikian
rupa, sehingga mudah dan sederhana untuk direproduksi karena digunakan sebagai
referensi. Salah satu contoh dari holographic memory ialah kepingan holografis.
Para peneliti tengah berusaha mengembangkan kepingan (CD) yang memiliki muatan
penyimpanan holografis, sehingga dapat menyimpan informasi dengan ukuran
terabit. Hal ini dikarenakan pengepakan data menjadi lebih mapat dibandingkan
teknologi optis konvensional seperti yang digunakan pada DVD dan Blu-Ray.
Bayangkan satu keping cakram optis, dengan ketebalan cakram 1,5mm, mampu
menyimpan data sebesar 200 GB. Holographic memory memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan media penyimpanan lain, antara lain sebagai berikut : Holographic
memory dapat menyimpan data 2 dimensi, 3 dimensi, dan juga data digital.
Kapasitas penyimpanan data lebih besar, dapat mencapai 27 kali lebih besar dari
kapasitas DVD yang kita pakai saat ini. Proses pembacaan data lebih cepat,
yakni 25 kali lebih cepat daripada DVD.
5. Laser
Laser merupakan singkatan
dari Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation (penguatan cahaya
dengan stimulasi emisi radiasi). Selanjutnya kata laser menjadi suatu kata yang
baku, laser. Untuk mengetahui laser lebih lanjut, perhatikan persamaan berikut:
hf = E2 – E1 Jika elektron secara spontan meluruh, berubah dari suatu keadaan
menjadi keadaan lain, elektron tersebut memancarkan foton dengan energi sebesar
persamaan diatas. Proses ini disbut emisi spontan.
Transisi dari suatu
keadaan ke keadaan lainnya bisa dihalangi, dalam hal ini adalah fotonnya.
Dengan kata lain, energi foton h dapat menghalangi transfer elektron dari
keadaan 1 ke keadaan 2 menghasilkan foton lainnya dengan energi hf = E1 - E2.
Ini disebut pemancaran terangsang (stimulated emmission), yaitu proses yang
menghasilkan dua foton berenergi hf. Lebih jauh, kedua foton ini akan terfase.
Jadi, laser yang ideal terbentuk dari suatu kumpulan foton berfrekuensi tepat
sama dan semua foton tersebut terfase.
Sifat yang terjadi akibat
kesamaan frekuensi adalah monokromatisme dan sifat yang terjadi akibat kesamaan
fase adalah koherensi. Jadi syarat terbentuknya laser adalah sumber cahaya yang
monokromatis dan koheren. Namun kenyataannya laser tidaklah monokromatik murni
ataupun koheren murni. Meskipun demikian, ketika mengarakterisasikan sistem
laser yang sebenarnya, secara umum diasumsikan bahwa sinar laser pada awalnya
adalah terfase, dan inkoherensi laser timbul karena sifat monokromatis yang
jelek dari sumber. Jadi sebenarnya koherensi dan monokromatisme secara umum
digunakan untuk mengukur parameter yang sama. Kaca udara kebanyakan laser
dirancang dengan tiga elemen penting, media tambahan, sumber pemompa (pumping
source), dan lubang resonansi (resonant cavity).
Laser dapat mengukur Panjang koherensi tingkat monokromatisan
suatu sumber cahaya. Koherensi keluaran laser bersifat spasial maupun temporal,
semua foton memiliki fase yang sama. Mereka saling mendukung satu sama lain,
yang secara gelombang dikatakan berinterferensi konstruktif, sehingga
intensitasnya berbanding langsung.
D. Jenis-Jenis Interferensi Cahaya
1. Interferensi
Celah (Percobaan Thomas Young 1801)
Jika dua
gelombang mekanis berfrekuensi sama yang merambat dalam arah yang sama (hampir
sama) dengan beda fase yang tetap konstan terhadap waktu, maka dapat terjadi
keadaan sedemikian rupa sehingga energinya tidak didistribusikan secara merata
dalam ruang, tetapi pada titik tertentu dicapai harga maksimum, dan pada
titik-titik lain merupakan harga minimum.
Melalui percobaannya
Young berhasil memeperoleh panjang gelombang cahaya dan ini merupakan hasil
pengukuran pertama bagi besaran yang sangat penting ini.
Young
melewatkan cahaya matahari melalui lubang kecil a pada layar S1. Sinar yang
keluar melebar karena adanya difraksi dan jatuh pada lubang kecil b dan c pada
layar S2. Di sinipun terjadi peristiwa difraksi dan gelombang yang telah
melewati layar S2 menyebar dan saling tumpang tindih.
Persyaratan
optika geometri, bahwa a >> λ (a adalah diameter lubang) jelas tidak
terpenuhi di sini. Lubang tidak memberikan bayang-bayang geometris, tetapi
bertindak sebagai sumber gelombang Huygens yang menyebar. Namun dalam hal ini
kita gunakan optika gelombang.
Gambar kita
memperhatikan gambar di atas dengan seksama, maka akan tampak adanya
penghapusan (perusakan) gelombang, dan diantaranya juga saling memperkuat. Jika
sebuah layar dipasang dalam daerah kedua gelombang ini maka diharapkan
diperoleh pola terang dan gelap silih berganti pada layar tersebut.
Misalkan cahaya
yang datang hanya berasal dari satu panjang gelombang, percobaan Young dapat
dianalisa secara kuantitatif seperti pada gambar di bawah ini.
Pada gambar di atas dengan S
sebagai sumber sinar, A adalah titik sembarang pada layar yang berjarak r1
dari celah sempit S2 dan r2 dari celah sempit S2.
Tariklah garis S2 ke B sehingga panjang garis AS1 dan AB
sama. Jika jarak celah d jauh lebih
kecil daripada jarak kedua layar (
) maka S1B hampir tegak lurus kepada r1
dan r2. Hal ini berarti bahwa sudut S2S1B
hampir sama dengan sudut
. Dengan demikian hal ini mengatakan bahwa r1
dan r2 sejajar.
Keadaan
interferensi di titik A di tentukan
oleh banyaknya panjang gelombang yang termuat dalam segmen S1B (beda
lintasan/ r2-r1). Agar di titik A diperoleh maksimum, maka S1B
= d sinθ haruslah kelipatan bulat dari panjang gelombang.
dengan
d = jarak kedua
celah (m)
m = orde
(0, 1, 2, 3, dst)
λ =
panjang gelombang (m)
θ =
sudut
Letak maksimum di
atas titik O simetris dengan letak maksimum di bawah titik O. Sedangkan
maksimum di titik pusat O (sentral O) dinyatakan dengan harga m=0.
Untuk keadaan minimum di titik A, S1B = d sinθ harus merupakan kelipatan ½ bulat dari
panjang gelombang, yaitu
Sedangkan pola yang timbul
pada layar akan terlihat sebagai sebuah urutan pita terang dan pita gelap (pita
interferensi). Pusat polanya adalah sebuah pita terang yang bersesuaian dengan m=0 seperti yang dijelaskan di atas.
Untuk mengetahui jarak terang pusat dengan terang ke-m (p).
Dalam hal ini p kita umpamakan
sebagai ym kita bisa
menggunakan persamaan berikut.
Dalam eksperimen seperti ini, jarak Ym seringkali jauh
lebih kecil dari jarak
dari celah-celah itu
kelayar tersebut. Maka teta m adalah sangat kecil,
tan teta m hampir sama dengan sin teta m dan
Persamaan
ini hanya untuk sudut yang kecil saja. Dan persamaan ini hanya dapat digunakan
jika jarak alfa dari celah-celah ke
layar jauh lebih besar daripada pemisahan celah d dan jika
jauh lebih besar
dari jarak Ym dari pusat pola
interferensi ke pita terang ke- m .
2. Interferensi
Cahaya Lapisan Tipis
Kita pasti sering melihat
sebuah pemandangan warna-warna pada gelembung sabun. Peristiwa ini merupakan
peristiwa dimana gelombang cahaya direfleksikan dari permukaan-permukaan yang
berlawanan dari film tipis seperti itu, dan interferensi konstruktif diantara
kedua gelombang yang direfleksikan itu (panjang lintasan yang berbeda) terjadi
di tempat berbeda untuk panjang gelombang (λ) yang berbeda pula mengakibatkan
adanya perbedaan fasa di antara kedua gelombang tersebut. Warna-warni pelangimenunjukkan bahwa sinar matahari adalahgabungan
dari berbagai macam warna dari spektrum kasat mata. Dilain pihak, warna pada
gelombang sabun, bukan disebabkan olehpembiasan. Hal ini terjadi karena
interferensi konstruktif dan destruktif dari sinar yang dipantulkan oleh suatu
lapisan tipis. Adanyagejala interferensi ini bukti yang paling menyakinkan
bahwa cahaya itu adalah gelombang.
Peristiwa seperti yang diperlihatkan
pada gambar di atas menunjukkan cahaya yang menyinari permukaan atas dari
sebuah film tipis yang mempunyai ketebalan
sebagian
direfleksikan di permukaan bagian atas. Cahaya yang ditransmisikan melalui
permukaan atas, sebagian didirefleksikan
di pemukaan bagian bawah. Kedua gelombang yang direfleksikan itu nantinya akan
berkumpul di titik P yang berada di retina mata. Kedua gelombang tersebut
kemudian dapat berinterferensi secara konstruktif maupun destruktif (tergantung
dari fasa yang dimiliki kedua gelombang tersebut). Warna-warna yang berbeda
pada pita warna menunjukkan panjang gelombang yang berbeda-beda, sehingga untuk
beberapa warna dapat mengalami interferensi konstruktif dan sebagian lagi
mengalami interferensi destruktif.
Kemudian kita lihat peristiwa cahaya
monokromatik yang direfleksikan dari dua permukaan yang hampir paralel yang
masuk dalam arah yang hampir normal. Situasinya sama seperti pada interferensi
akibat refleksi cahaya yang menyinari film tipis. Bedanya situasi ini memiliki
ketebalan film yang tidak homogeny. Selisih lintasan di antara kedua gelombang
tersebut, persis dua kali tebal t dari lapisan udara
di setiap titik. Pada titik dimana 2t adalah kelipatan
bulat dari panjang gelombang, maka kita akan melihat interferensi konstruktif
dan sebuah pola terang. Pada titik-titik dimana 2t
adalah kelipatan
setengan bilangan bulat dari panjang gelombang, kita berharap akan melihat
interferensi destruktif dan sebuah pola gelap. Dan di sepanjang garis dimana
pelat-pelat itu bersentuhan, secara praktis tidak ada selisih lintasan dan kita
berharap akan mendapatkan sebuah pola terang. Jika hal-hal tersebut tidak kita
temukan (menyimpang teori) maka itu menunjukkan bahwa salah satu dari gelombang
yang direfleksikan itu telah mengalami pergeseran fasasetengah siklus selama
refleksinya meskipun panjjang gelombangnya tetap sama.
Menurut
Maxwell pergeseran fasa tersebut dapat di perkirakan dengan persamaannya
menurut sifat elektromagnetik dari cahaya. Misal sebuah gelombang cahaya dengan
amplitudo medan listrik Ei merambat dalam sebuah amaterian optik yang
lain dengan indeks refraksi nb .
Amplitudo Er dari gelombang yang direfleksikan dari
antarmuka itu sebanding dengan amplitudo E i dari gelombang yang masuk dan diberikan oleh:
Hasil ini memperlihatkan
bahwa amplitudo yang masuk dan di refleksikan mempunyai tanda sama bila na lebih besar dari nb dan berlawanan tanda
bila nb
lebih besar dari na .
Gambar di atas menunjukkan bila na
> nb , cahaya merambat lebih lambat dalam medium pertama
dibanding dalam medium kedua. Dalam kasus ini, Er dan Ei mempunyai tanda
sama, dan pergeseran fasa dari gelombang yang direfleksikan relative terhadap
gelombang yang masuk adalah sama dengan nol. Hal ini analog dengan refleksi sebuah gelombang mekanik transfersal
pada sebuah tali yang berat di sebuah titik di mana tali itu di sambungkan
erat-erat ke sebuah tali yang lebih ringan atau sebuah cincin yang dapat
bergerak secara vertical tanpa gesekan.
Gambar di atas
ini menjelaskan bila na = nb , amplitudo Er dari gelombang yang
direfleksikan itu adalah nol. Gelombang cahaya yang masuk tidak dapat “melihat”
antarmuka itu dan tidak ada gelombang yang direfleksikan.
Sedangkan gambar
di atas menunjukkan bahwa na
< nb , cahaya merambat lebih lambat dalam material kedua
daripada dalam material pertama. Dalam kasus ini, Er dan Ei mempunyai tanda yang
berlawanan, dan pergeseran fasa dari gelombang yang direfleksikan itu relatif terhadap gelombang yang masuk adalah π rad (180° atau
setengah siklus). Ini analog dengan refleksi (dengan inversi) sebuah gelombang
mekanik transversal pada
sebuah tali yang ringan di sebuah titik di mana tali itu di sambungkan
erat-erat ke sebuah tali yang lebih berat atau sebuah penopang tegak.
Gelombang-gelombang
yang direfleksikan dari garis persentuhantidak
mempunyai selisih lintasan untuk memberikan pergeseran fase tambahan dan gelombang-gelombang itu berinterferensi secara
destruktif.
Pembahasan
di atas dapat kita simpulkan secara
matematis. Jika film tersebut mempunyai tebal
, cahaya masuk dalam arah normal dan
dengan panjang gelombang λ dalam film tersebut, jika tidak ada satupun dari
gelombang-gelombang itu atau jika kedua gelombang yang direfleksikan dari kedua
permukaan itu mempunyai pergeseran fasa refleksi sebesar setengah siklus, maka
syarat untuk interferensi konstruktif adalah:
Akan tetapi, bila
satu dari kedua gelombang itu mempunyai pergeseran fasa refleksi sebesar
setengah siklus, persamaan ini adalah syarat untuk interferensi destruktif.
Demikian juga
jika tidak satupun dari gelombang-gelombang atau jika keduanya mempunyai
pergeseran fasa setengah siklus, maka syarat untuk interferensi destruktif
dalam gelombbang-gelombang yang direfleksikan itu adalah:
Akan tetapi jika satu
gelombang mempunyai pergeseran fasa setengah siklus, maka inilah syarat untuk
interferensis konstruktif.
3. Interferensi Cincin Newton
Gambar di bawah memperlihatkan
permukaan cembung sebuah lensa yang bersentuhan dengan sebuah pelat kaca yang
rata. Sebuah film udara dibentuk di antara kedua permukaan itu. Bila kita memandang susunan itu dengan
cahaya monokromatik, maka kita akan melihat cincin-cincin interferensi yang
berbentuk lingkaran. Seperti pada gambar di sebelah kanan.
Jika kita memandang susunan itu melalui cahaya
yang direfleksikan, maka pusat pola itu terlihat berwarna hitam.
Kita dapat menggunakan pita interferensi untuk membandingkan permukaan dari dua bagian optis
dengan menempatkan keduanya bersentuhan dan dengan mengamati pita-pita
interferensi. Gambar di sebelah kanan merupakan potret yang dibuat selama
pengasahan sebuah lensa objektif teleskop. Garis-garis bentuk itu adalah
pita-pita interferensi Newton, setiap pitanya menunjukkan sebuah jarak tambahan
di antara bahan contoh dan induk sebesar setengah panjang gelombang (½ λ). Pada
10 garis pada noda pusat, jarak antara kedua permukaan itu adalah lima panjang
gelombang (5 λ), atau kira-kira sebesar 0,003 mm. ini belum dapat dikatakan
sangat baik, lensa dikatakan berkualitas tinggi jika diasah secara rutin dengan
ketelitian sebesar kurang dari satu panjang gelombang. Permukaan cermin premier
dari Teleskop Ruang Angkasa Hubble di asah sampai ketelitian yang lebih baik
dari pada seper limapuluh panjang gelombang (1/50 λ). Tapi sayang sekali, teleskop
tersebut diasah dengan spesifikasi yang tidak benar, yang menciptakan salah
satu kesalahan yang paling teliti dalam sejarah teleskop optis.Dan interferensi
maksimum/lingkaran terang adalah:
dengan :
n = indeks bias udara =
1
m = orde interferensi (1, 2, 3, … dst)
R = jari-jari lengkungan lensa Plan Konveks
rt / tg = jari-jari lingkaran terang/ gelap ke-m
E. Aplikasi Interferensi cahaya
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat gelembung air sabun akan
terlihat berwarna, warni. Begitu juga genangan minyak tanah diatas permukaan
air, akan terlihat sama berwarna warni.Warna-warni pelangi menunjukkan pada
kita bahwa sinar matahari adalah gabungan gabungan dari berbagai macam warna
dari spektrum kasat mata. Akan tetapi warna pada gelombang sabun, lapisan
minyak, warna bulu burng merah dan burung kalibri bukan disebabkan oleh
pembiasan. Tetapi karna terjadi interferensi konstruktif dan distruktif dari
sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini
bukti yang paling menyakinkan bahwa cahaya itu adalah gelombang.Warna-warni
terbentuk karena adanya interferensi gelombang cahaya yang memasuki lapisan
tipis sabun. Karena cahaya putih seperti sinar matahari memiliki banyak panjang
gelombang maka sinar yang masuk kedalam lapisan sabun dan yang dipantulkan oleh
lapisan sabun itu juga akan mengalami pembiasan dan pemantulan yang tidak sama
karena masing-masing panjang gelombang memiliki indeks bias sendiri-sendiri.
Lintasan yang dilalui masing-masing gelombang tidak sama. Sinar putih ini
mengalami dispersi atau penguraian warna dan terbentuklah cahaya
berwarna-warni.Berwarna-warni karena cahaya yang jatuh ke gelembung sabun dipantulkan dan
dibiaskan secara tidak merata karena indeks bias yang berbeda di tiap titik
gelembung gara-gara tidak samanya ketebalan gelembung sabun.
Apa
yang terjadi dengan peristiwa itu ?
Kesan melihat gelembung air sabun berwarna-warni disebabkan terjadinya
interferensi yaitu perpaduan dua gelombang cahaya yang
jatuh pada selaput tipis, seperti selaput air sabun.Sinar datang (AB) jatuh
pada selaput tipis dengan tebal lapaisan (d), oleh selaput akan dibiaskan sinar
(BC) dan dua sinar dipantulkan yaitu sinar (BD) dan EF, kedua sinar s1
dan s2 akan berinterferensi di retina mata, sehingga kita bisa melihat
gelembung sabun berwarna warni, seperti pada gambar berikut. Jika cahaya
yang dijatuhkan pada selaput tipis cahaya monokhromatik, maka pada gelembung
sabun tidak akan terlihat warna pelangi, melainkan warna terang dan gelap.
DAFTAR PUSTAKA
Soedojo, Peter. FisikaDasar.
Yogyakarta. CV. Andi Offset. 2004
Kuntoro,Tri.2001. FisikaDasaruntukMahasiswaIlmuKomputerdanInformatika.Yogyakarta. CV.
Andi Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar